Siang hari yang biasa terlihat langit mendung, tak lama hujan rintik, aku pun bergegas membantu ibu mengambil jemuran. Setelah itu gerimis berhenti sejenak, mataku teralihkan pada warna hitam dan putih itu, ya mereka bertiga mempunyai warna yang sama walaupun bermotif tidak sama persis. Dua ekor itu ialah kucingku beserta anaknya sedangkan yang satunya hanyalah kucing datangan, mungkin lebih dikenal dengan kucing garong.
Ketika hujan mulai lebat angin pun berhembus kencang, kucing yang sedang bermain di teras belakang rumah mulai menyudut mencoba berteduh, namun tetap saja angin membuat mereka terkena percikan-percikan kecil sang hujan. Hal yang membuatku ingin tertawa, aneh namun kasihan ialah, kucingku dan anaknya mencoba berlindung di badan sang kucing garong, mereka memasukkan kepalanya dibawah perut si garong, si garong terdorong mundur kebelakang namun karena merasa masih terkena percikan akibat angin tadi kucingku masih terus mencoba berlindung dan mendorong si garong tapi ia masih bertahan, terlintas di fikiranku “ kalian romantis deh, eh garong ternyata lu baik banget ya!...”
Lucu, namun kasihan akhirnya ku ajak mereka berteduh dalam rumah saja untuk sementara, kucingku dan anaknya telah ku masukkan, kemudian aku berniat memasukkan si garong ke dalam rumah, namun niat baikku itu ditanggapinya salah, ku telah mengajaknya dengan lembut, namun dia hanya menatap dengan ngeri, mencoba menjauh dan malah berlari ke tengah hujan, huhh, aku jadi merasa bersalah, “aku tak berniat membuatmu kebasahan,cing..” tapi kemudian tampaknya dia telah menemukan tempat berteduh yang layak dan kering, yah dia naik loteng,, ok,jadi lega melihat kalian sudah aman dari hujan, tapi yang terfikirkan olehku ialah tanggapan garong terhadap niat baikku, sebegitu negatifkah fikirannya terhadap dunianya?
Teringat cerita-cerita tragis terhadap hewan seperti mereka, yah misalnya kucing garong, hanya karena mencuri ikan yang lengah dijaga oleh pemiliknya, mereka bisa dapat balasan yang tak sebanding seperti disiram air panas, di lempar suatu benda hingga terluka, kutukan, cacain dan lain sebagainya. Melihatnya mungkin tidak memiliki daya tarik, kebanyakan orang kan menatapnya dengan angkuh atau bahkan benci. Hhhh... namun aku hanya mencoba untuk tidak pandang bulu terhadap mereka, toh mereka semua adalah makhluk-Nya yang hanya ingin menjalankan kehidupannya, makan memenuhi tuntutan perut yang sudah ada pada diri mereka. Kadang terbesit olehku kagum atas kehidupan mereka yang keras dan penuh risiko namun tetap mereka jalankannya dengan syukur, sabar dan pantang menyerah (buktinya ga ada kucing yg bunuh diri, he.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar