Jumat, 27 November 2009

kucing garong??

Siang hari yang biasa terlihat langit mendung, tak lama hujan rintik, aku pun bergegas membantu ibu mengambil jemuran. Setelah itu gerimis berhenti sejenak, mataku teralihkan pada warna hitam dan putih itu, ya mereka bertiga mempunyai warna yang sama walaupun bermotif tidak sama persis. Dua ekor itu ialah kucingku beserta anaknya sedangkan yang satunya hanyalah kucing datangan, mungkin lebih dikenal dengan kucing garong.

Ketika hujan mulai lebat angin pun berhembus kencang, kucing yang sedang bermain di teras belakang rumah mulai menyudut mencoba berteduh, namun tetap saja angin membuat mereka terkena percikan-percikan kecil sang hujan. Hal yang membuatku ingin tertawa, aneh namun kasihan ialah, kucingku dan anaknya mencoba berlindung di badan sang kucing garong, mereka memasukkan kepalanya dibawah perut si garong, si garong terdorong mundur kebelakang namun karena merasa masih terkena percikan akibat angin tadi kucingku masih terus mencoba berlindung dan mendorong si garong tapi ia masih bertahan, terlintas di fikiranku “ kalian romantis deh, eh garong ternyata lu baik banget ya!...”

Lucu, namun kasihan akhirnya ku ajak mereka berteduh dalam rumah saja untuk sementara, kucingku dan anaknya telah ku masukkan, kemudian aku berniat memasukkan si garong ke dalam rumah, namun niat baikku itu ditanggapinya salah, ku telah mengajaknya dengan lembut, namun dia hanya menatap dengan ngeri, mencoba menjauh dan malah berlari ke tengah hujan, huhh, aku jadi merasa bersalah, “aku tak berniat membuatmu kebasahan,cing..” tapi kemudian tampaknya dia telah menemukan tempat berteduh yang layak dan kering, yah dia naik loteng,, ok,jadi lega melihat kalian sudah aman dari hujan, tapi yang terfikirkan olehku ialah tanggapan garong terhadap niat baikku, sebegitu negatifkah fikirannya terhadap dunianya?






Teringat cerita-cerita tragis terhadap hewan seperti mereka, yah misalnya kucing garong, hanya karena mencuri ikan yang lengah dijaga oleh pemiliknya, mereka bisa dapat balasan yang tak sebanding seperti disiram air panas, di lempar suatu benda hingga terluka, kutukan, cacain dan lain sebagainya. Melihatnya mungkin tidak memiliki daya tarik, kebanyakan orang kan menatapnya dengan angkuh atau bahkan benci. Hhhh... namun aku hanya mencoba untuk tidak pandang bulu terhadap mereka, toh mereka semua adalah makhluk-Nya yang hanya ingin menjalankan kehidupannya, makan memenuhi tuntutan perut yang sudah ada pada diri mereka. Kadang terbesit olehku kagum atas kehidupan mereka yang keras dan penuh risiko namun tetap mereka jalankannya dengan syukur, sabar dan pantang menyerah (buktinya ga ada kucing yg bunuh diri, he.. ^^

Try to Move^

Seekor elang kecil yang sedang belajar terbang, ketika itu ia terjatuh dan terluka dari sarangnya yang berada diatas pohon yang tinggi, dan ternyata hal itu membuat anak elang tersebut trauma untuk belajar terbang walau sebenarnya ia ingin sekali.
Sang ayah seekor elang yang perkasa yang sanggup mengelilingi samudra senantiasa memberinya motivasi dan membesarkan hatinya. Hingga suatu saat sang anak elang bertekad untuk belajar, walau dengan jatuh bangun, atas kerja keras dan tekadnya iapun berhasil terbang ke langit yang tinggi, bahkan ketika telah dewasa ia mampu menjadi seekor elang perkasa seperti ayahnya...

Subhanallah, akupun sempat merasakan suatu hal sama dari cerita anak elang ini, dan menurutku cerita ini sangat menginpirasi dan memotivasiku untuk mempelajari sesuatu yaitu “motor”.
Hmm, sebenarnya sejak smp aku udah bisa mengendarai kendaraan roda dua ini(walau masih dalam tahap belajar), namun ketika itu aku mengalami suatu accident yang membuatku cedera di punggung kanan, entah mengapa beberapa saat sejak peristiwa itu aku jadi enggan untuk mengendarai motor aku merasakan perasaan takut dan khawatir yang luar biasa, terutama ketika membayangkan untuk mengendarainya ke jalan yang besar.

Selama ini aku sering merepotkan orang-orang di rumahku (karena kebetulan mereka semua bisa bermotor) untuk mengantarku kesana kemari dalam menjalankan aktivitasku. Mereka tentunya berharap agar aku bisa mengendarai motor, tentu saja aku ingin sekali membawanya karena menurutku banyak manfaatya. Tapi perasaan khawatir dan takut itu seperti selalu menghantuiku, hingga ku tlah kuliah tingkat 3 dan ga tinggal di asrama lagi, ku fikir kalau aku begini terus aku tidak bisa mandiri dan ruang gerakku terbatas.

Ku coba tuk mengumpulkan keberanian hingga suatu hari ku membaca cerita tentang elang ini, dan dari situ ku bertekad untuk mencoba kembali, dan ketika itu bulan puasa mama memintaku untuk mengantar makanan ke mesjid (giliran ibu pengajian selama bulan puasa gitu) akupun langsung keluar rumah untuk pergi mangantarkannya dengan mengendarai motor (walau keraguan itu masih ada) tapi ternyata aku bisa walau masih dalam jarak dekat. Kemudian ketika lebaran teman-teman kuliah ke rumahku dan mengajak jalan-jalan berkunjung ke rumah teman-teman, dan mereka mengajak konfoy motor (langsung ke jalan besar nih), akhirnya ku beranikan diri dan semangatku pun muncul ketika itu, akhirnya kami pun konfoy bermotor dan ternyata aku bisa....ampe sekarang, malah rasanya seluruh jalan besar di kota palembang ini telah ku taklukkan (hehe)...

,,,,,Bahwa kesuksesan yang diraihnya adalah dimulai saat tekad terbangun untuk melangkah,,,,, Sukses itu tak pernah ada kalau hanya sebatas tekad,,,,, Tapi tekad itu harus diwujudkan dengan tindakan nyata walau dimulai dari langkah yang kecil.....
Terkadang terbesit fikiran “kenapa nggak dari dulu ya?” But dont ever regret anything, lets gone be by gone, selagi masih ada waktu, dan selagi masih diberi kesempatan menikmati dunia teruslah mencoba karena harapan itu masih ada, dan terima kasih atas cerita elang ini, semoga pelajaran “tekad yang mesti dimulai walau dari langkah kecil” ini dapat di aplikasikan di semua aspek kehidupan... dan menginspirasi kehidupanku,,,


Thinks to try..before you die...!!!!

Try to Move gals^ !!